Senin, 29 Juli 2013

Petani Panyingkiran Merugi

Senin, 29 Juli 2013 11:51 

Pemkab Diminta Bantu Tangani Hama Ganas
RAWAMERTA
-Petani mengeluhkan kekurangan obat–obatan dalam menberantas hama pada padi. Pasalnya, hasil panen selalu menurun karena serangan hama pada padi selalu meningkat.
Seorang petani Dusun Krajan Desa Panyingkiran, Mustomi (50) mengatakan, hasil tanaman untuk tahun ini kurang bagus, karena serang hama. Ditambah obat- obatan untuk mengatasi hama tersebut minim. “Obat  yang tersedia hanya untuk hama yang lain seperti keong dan untuk tikus. Hama tikus hanya terjadi pada musiman saja,” katanya kepada Pasundan Ekspres, Minggu (28/7).
Para petani selalu mengeluhkan kesulitan dalam mengatasi hama yang ganas. Hingga sejauh ini, belum dapatkan obat yang cocok untuk mengatasinya. Jenis hama ini yang bisa disebut para petani adalah pecat pucuk.”Hama ini sangat ganas. Untuk sementara ini belum ada obatnya kami sudah tanya semua di toko-toko atau apotek namun belum tersedia,” ungkap Mustomi.
Dikatakannya, hasil panen yang menurun, karena penyakit setiap musimnya. Jenis hama tersebut adalah cara memakan anakan padi dari akar, sehingga mengakibatkan kekuningan pada pohon dan daun pada padi tersebut.
“Itu yang selalu membuat kami kesulitan karena belum ada obatnya. Untuk jenis hama ini cukup mematikan untuk dan memberikan acaman yang serius pada sawah petani,” ujarnya.
Menurut mustomi, Pemerintah Kabupaten Karawang seharusnya bisa mengambil langkah sendiri untuk membantu petani dalam menyediakan jenis obat–obatan khusus untuk jenis hama tersebut. Agar bisa mengurangi dan bisa memberantas jenis hama. Sementara ini, pihaknya kewalahan dalam menanganinya.
“Kami hanya berharap kepada Pemkab Karawang untuk membantu. Karena pohon dan daun dari anakan padi ini, sudah mengalami kekuningan karena jenis hama ini. Obat yang tersedia di toko, harganya mahal dan ini menjadi kendala bagi kami sendiri. Apalagi BBM sudah naik seperti ini," paparnya.
Kalau jenis hama ini tidak menyerang, kata dia, hasil panen bisa mencapai 5 ton sekali panennya. Tapi karena serangan hama ini, hasil panen paling mencapai 5 hingga 10 karung yang dapati setiap panen.
“Ini sangat berbahaya untuk menjamin kehidupan dari masyarakat. Hal seperti ini  sering kami dapati setiap musim panennya. Jenis hama ini mulai muncul 3 tahun terakhir ini, yang berasal dari telur kupu-kupu yang menetas dan masuk ke dalam pohon anakan padi. Sehingga memakan dari batang pohon anakan padi tersebut sehingga mengalami kekuningan,” jelasnya.(rio/vry)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar