Sabtu, 20 Juli 2013

Buka Bersama Keluarga Besar KAHMI Jawa Barat

Rabu, 17 Juli 2013 - 07:47

IMG_8662
[Purwakarta] Untuk mempererat silaturahmi dan konsolidasi antar anggota, Korp Alumni HMI (KAHMI) Jawa Barat menggelar acara buka puasa bersama di Bale Sawala Yudistira Pemkab Purwakarta, Minggu Sore (14/07)kemarin. Hadir dalam kesempatan tersebut Tokoh-tokoh Hmi di jawa barat seperti Prof. Nanat Fatah Natsir, Guru Besar UIN Bandung, Prof. Endin Nasrudin, Dosen UIN, Presidium Kahmi Nasional Saan Mustopa dan tokoh HMI lainnya serta Tokoh masyarakat diberbagai Kabupaten Kota di jawa Barat termasuk wilayah Priangan.
Pemrakarsa Acara, yang juga Bupati Purwakarta H. Dedi Mulyadi, SH ditemui disela acara menegaskan jika silaturahmi yang dikemas dengan acara Buka bersama ini lebih mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan. Nilai kultur yang dibangun ini merupakan tujuan dasar organisasi HMI sebagai insan pengabdi yang bernafaskan islam untuk memakmuran rakyat, “Dan nilai inilah sebenarnya yang mampu mempertahankan kedaulatan rakyat, bangsa indonesia seutuhnya” jelas Dedi.
Terkecuali itu menurut Dedi yang juga Presidium KAHMI Jabar, yang dibutuhkan saat ini adalah pemimpin yang mampu melakukan pendekatan ruhaniyah dan bathiniah terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat. jika pemimpin mampu melakukan itu, maka pembangunan tidak lagi diorientasikan pada kalkulasi-kalkulasi angka yang dapat menghambat pembangunan. Tetapi dengan kekuatan ruhaniyah atas nama cinta, itulah yang menjadi spirit untuk terus membangun, “pemimpin harus masuk pada wilayah-wilayah sensitif kebudayaan. Wilayah Itu adalah hal yang nampak terlihat dan yang tidak terlihat sebagai potensi untuk membangun” tambahnya.
Hal senada diungkapkan Jalaludin rahmat yang menjadi narasumber dalam tausyiah silaturahmi itu. Kang Jalal sapaan akrabnya, lebih melihat secara kultur, manusia Indonesia lebih dipengaruhi oleh dongeng-dongeng atau cerita. Sehingga cerita itu, apakah benar atau salah, itulah yang menjadi latar belakang pemikiran yang mempengaruhi sikap manusia dalam menentukan langkahnya.
“sehingga memaknai aturan dan syariat agama, Islam didalamnya tentu berbeda, itu pula lah yang menyebabkan banyak tafsir tentang syariat Islam. Saya lebih memahami syariat Islam bagi pemerintah adalah dengan mensejahterakan rakyatnya. Memberikan pelayanan kepada rakyat sebaik-baiknya’, jelas Kang Jalal.
Memasuki waktu Adzan Maghrib, acara dilanjutkan dengan berbuka puasa, Shalat Maghrib berjamaah dan terakhir teraweh bersama.
(Humas Setda Purwakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar