Bekasi (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mencatat sedikitnya delapan kecamatan di wilayah itu rawan kekeringan dan krisis air bersih selama kemarau.

"Kami akan berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait, seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Palang Merah Indonesia (PMI), serta aparatur pemerintahan terkait untuk mengantisipasi dampak kekeringan," ujar Kepala BPBD Kabupaten Bekasi Abdul Karim, di Cikarang, Selasa.

Menurutnya, koordinasi tersebut dibutuhkan agar penanganan terhadap krisis air selama kemarau berlangsung cepat.

"Dari data kita saat ini ada sembilan kecamatan yang rawan kekeringan karena berada jauh dari sumber air seperti sungai," katanya.

Daerah yang tingkat kekeringannya cukup mengkhawatirkan, kata dia, ada di daerah selatan seperti Kecamatan Bojongmangu, Setu, Serang, dan Serang Baru.

"Selain itu, di daerah utara tercatat Muaragembong, Tarumajaya dan Babelan," katanya.

Logistik yang sudah mulai dipersiapkan, kata dia, adalah mobil tangki untuk distribusi air bersih ke daerah yang diperkirakan akan mengalami kekeringan.

"Nanti kita gunakan mobil tangki air dari PDAM Tirta Bhagasasi," katanya.

Pada 2012, kata dia, Pemkab Bekasi dengan PDAM menyediakan air bersih dengan jumlah sesuai kebutuhan di lapangan.

Kebutuhan air yang disediakan selain untuk konsumsi dan kebutuhan lainnya, juga untuk keperluan irigasi.

Ia mengatakan berbagai alternatif akan dilakukan saat musim kemarau seperti pembuatan sumur dan mencari mata air untuk menyalurkan air ke perkampungan yang mengalami krisis air bersih.

"Kami berharap kekeringan tahun ini tidak terlalu parah. Kami akan siaga menyediakan air bersih," katanya. (KR-AFR/E005)